PROSESI AKAD NIKAH MUHAMMAD SYAMSUDIN MOTARA DAN NOVI AULIA AKU BADU DI TOANG, DESA TOANG, 22 SEPTEMBER 2025 MEMBANGUN KELEMBUTAN DAN KEHARMONISAN DALAM RUMAH TANGGA

Kalijahi, 22/09/2025. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pantar Timur harus menempuh perjalanan darat selama 1 jam untuk melakukan pelayanan dan pengawasi akad nikah di Toang, Desa Toang Kec. Pantar Tengah  Kab Alor

Kepala KUA Pantar Timur, Hasan Sara,  bersama Penyuluh Agama Islam (PPPK), Kasmat Tahir, S.H. Dalam Pelayanan dan Pengawasan, Penyuluh Agama Islam (PPPK), Kasmat Tahir, S.H, Menyampaikan dalam Khutba Nikah bahwa Allah SWT telah mentakdirkan suami sebagai pemimpin dan pelindung bagi istri. Secara fisik seorang laki-laki lebih kuat. Laki-laki juga dalam banyak hal condong menggunakan rasio dalam memecahkan masalah yang dihadapi ketimbang menggunakan perasaan. Bagaimanapun harus diakui bahwa pada wanita yang dominan adalah perasaan.

Ketika seorang wanita dilepas pergi oleh keluarganya lalu diserahkan kepada suaminya selaku penanggung jawab, yang telah mengambil alih tanggung jawab dari orang tua dan saudara-saudara, kini ia telah jauh dari keluarganya dan berada dalam kekuasaan suami.

Oleh karena itu yang perlu diperhatikan oleh kedua calon mempelai adalah :

1.    Menjaga Perasaan

Dalam kehidupan rumah tangga tentu ada kelakuan istri yang kurang menyenangkan hati suami dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu kdua pasangan suami dan istri apabila melakukan kesalahan, maka sebagai suami dan istri yang baik akan meluruskannya dengan bijaksana dan lemah lembut. Jika suami melakukan kesalahan, maka istri mengingatkannya dengan baik dan lemah lembut sehingga tidak terkesan menggurui atau yang lainnya.

Luruskanlah dan selesaikanlah masalah dengan kelembutan dan kasih sayang dan ketulusan hati, insya Allah keharmonisan rumah tangga akan terwujud.

2.    Berterima kasih

Biasakanlah berterima kasih kepada suami maupun kepada istri karena ucapan itu merupakan suatu penghargaan dan penghormatan kepada orang yang  telah berbuat baik kepada kita. Ucapan terima kasih yang diucapkan dengan tulus, akan memberikan rasa senang dan puas kepada suami atau istri, sehingga akan terjalin hubungan yang harmonis antara suami dan istri yang akan mengantarkan kepada terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

3.    Menghargai perbedaan

Pada dasarnya suami dan istri adalah dua pribadi yang berbeda karena berasal dari dua keluarga yang berbeda. Dua orang yang berbeda, dua orang yang mempunyai kepribadian yang berbeda, dua orang yang mempunyai kebiasaan berbeda, bahasa yang berbeda, suku atau asal daerah yang berbeda bahkan mungkin pula status sosial yang berbeda.

Menghadapi perbedaan itu suami dan istri hendaknya mengembangkan sikap toleransi dan saling menghargai dan menghormati. Dalam perkawinan perbedaan itu akan menjadi lebur menjadi satu. Sekalipun perbedaan itu ada, tetapi tidak menjadi penghambat melainkan sebagai pendorong untuk terwujudnya keluarga yang bahagia. Perbedaan itu akan membawa berkah dalam kehidupan suami istri yang mengembangkan sikap toleransi.

4.    Lemah lembut terhadap keluarga

Sikap lemah lembut dalam kehidupan keluarga akan memberikan dampak yang baik dan pengaruh yang sangat besar bagi seluruh anggota keluarga. Jika suami bersikap lemah lembut, maka istri akan merasakan kedamaian hati, selalu rindu mendengarkan kata-kata atau ucapan suami. Demikian pula sebaliknya, jika istri yang lemah lembut, sang suami akan merasakan kedamaian hati dan dapat menghilangkan kelelahan karena bekerja keras mencari nafkah. Pulang dari tempat kerja yang terbayang adalah suasana rumah yang ramah, hati suami akan selalu terpaut di rumahnya karena ia memperoleh ketenteraman.